Wednesday, December 30, 2009
The Stone Cafe & Resto
Lagi long weekend di Bandung, dan malam-malam ingin makan yang sedikit 'established' :-). Bersama keluarga terpilihlah resto ini, karena kunjungan sebelumnya lumayan bagus view ke arah Bandungnya, terutama menjelang magrib, karena warna langitnya kadang-kadang puitis melukis cakrawala kota Bandung.
Food Score:
Harga : 8, ya ada rasa ada harga. Kebetulan milih sop buntut goreng, seporsi sekitar 48.000an, plus Bajigur 10.000an. Rata-rata per person sekitar Rp.100.000an.
Sajian: 9, karena ada tungku pemanasnya, jadi ngga perlu makan rada cepetan karena takut nggak panas lagi sopnya. Bajigur juga disajikan dengan cangkir yang terbuat dari bambu. Service waitress nya juga lumayan ramah dan ok.
Rasa: 8, lumayan empuk, tapi belum mengalahkan rasanya sop buntut hotel Borobudur Jakarta...
Lokasi: 9, standar kaki lima.
Repeat: iya, tapi nggak sering-sering...mungkin cocok buat romantisan di gazebonya hehe..
Nasi Goreng Kebon Sirih
Sehabis meeting, kebetulan lewat depan Sarinah, dan taxi saya minta belok ke Kebon Sirih. Perut sudah tidak bisa berkompromi lagi. Sudah bertahun-tahun nggak ke tempat ini lagi, terakhir di tahun 2002-2004an. Nasgor ini sudah lama jadi rekomendasi tempat kuliner Jakarta yang wajib dikunjungi.
Food Score:
Harga : 8 (cocoklah) 15.000 rp untuk sepiring nasi goreng kambing + 5 tusuk sate (yang ini harganya lupa). Minumnya teh botol. Total sekitar 56.000, karena bungkus 2 porsi nasi goreng, hehe.
Sajian: 8, menyegarkan, apalagi sekarang ada tambahan salad seperti asinan.
Rasa: 8 bold saminnya, dengan potongan emping.
Lokasi: 7, standar kaki lima.
Repeat: Iya..karena rasanya lumayan berbeda..
Thursday, July 23, 2009
A Place for Urban Socialita: Taman Ayodya
Sate Kambing Tegal Ibu Minah Gandaria
Harga : 8 (cocoklah) 20.000 rp untuk 10 tusuk sate + nasi 3.000 rp. Minumnya teh poci 4.500 rp dengan teko dan cangkir tanah liat (perfect match, lengkap bleh..!)
Sajian: 8, very tempting, ada potongan tomat fresh, sate ditusuk dengan belahan bambu yang besar, potongan dagingnya besar, dan empuk pula. Tidak bau kambing, gajihnya juga tidak lengket di lidah.
Repeat: Ya iyalah..Ya iya dong..! habis itu olah raga.
Sate Ayam Pondok Indah
Sate Ayam Pondok Indah; sebenarnya mau makan mie yamin Pak Memet di Pondok Indah, dekat bunderan kecil perempatan jalan ke Deplu dan Kartika Utama. Sore-sore, berasa lapar, apalagi setelah lelah nyupir. Tap karena sudah jam 5 sore, passss banget mie yamin-nya habis. Masih ada orang yang menghabiskan sisa-sisa mie di mangkoknya. Pilihan jatuhlah ke Sate Ayam yang masih mengepulkan asapnya yang semerbak.
Harga : 8 (cocoklah) 14.000 rp untuk 10 tusuk sate + nasi/ lontong.
Monday, July 6, 2009
Nasi Bebek Ginyo @ Veteran Bintaro
Pasta de Waraku
Wednesday, July 1, 2009
All You Can Eat @ Eastern Resto Istana Plaza Bandung
Can eat anymore, guys...he known as a crazy eater.
All You Can Eat! All You Can Eat!
Begitulah kira-kira bunyinya, sepasukan laskar perang Urbaners yang kelaparan tapi pas baru dapat gajian. Semua menu all you can eat. Can you believe it. Dari bebek panggang, hmmm. Beef slice lada hitam waahh. Yang bebek bisa nambah kalau minim ber-8 orang yang makan semeja. Semua dipesan. Rekor tetap pada beef lada hitam. Dagingnya empuk, pedas-pedas tak ku-ku. Mungkin muka-muka kita sudah di black list sama resto-nya, yak ampun mesen sudah sampai 8 dishes, untuk 1 menu itu. Ini lapar, sekaligus menampar...
Food Score:
Harga : per orang All You Can Eat, termasuk Dim Sum 79.000 rp ++
Rasa : 8 - 9 top daah
Sajian : 8, sekelas resto, gimana nggak harus bagus jeck..
Tempat : 8, sekali lagi ini resto..
Repeat : maunya pasukan setiap dua bulan sekali, karena diselingi All You Can Eat Hanamasa..(hmm tapi sekarang kok sudah ngga ada lagi, sayang kali ye,...mana semua barang sudah terimbas inflasi harganya).
Gampoeng Aceh Dago Bandung
Kopi Aceh, dicampur susu..enak hangat-hangat
Kenapa nggak Gampoeng Atjeh ya tulisannya. Heran bin heran, ini teori lokasi dan place. Rasa sih biasa, tapi kenapa jadi ramai? Mereka buka 24 jam. Yang datang anak-anak muda, kadang-kadang om-om kayak kami-kami ini..hehe (oom ADT, oom IPD, oom MRK, oom TIR..). Suasanya juga menunjang. Pohon rindang, open air, dan view ke traffic di jalan Dago yang ramai.
Food Score:
Harga: 9.000 rp sepiring nasi goreng biasa + 7000 rp untuk dadar telor. Kalau nasi goreng daging bisa 17.000 rp, jangan sekali-kali pesan nasi goreng spesial karena bisa 27.000 rp. What da heck... Ini teori pemasaranpun main. Bermain-main dengan emosi manusia untuk makan enak.
Sajian: 7, kadang-kadang 6 karena nasinya sudah dingin mas... Lha mereka memang sudah masak dan menggoreng nasinya banyakan, terus kalau ada yang pesan baru dipanasin dikit...Hati-hati juga untuk double check, karena kadang-kadang order tidak sesuai urutan, bahkan lupa.
Rasa: 6 - 7, biasa saja sih benernya
Tempat: 8.5, enak sih tempatnya...suasananya.
Repeat: hmm buat cari suasana sih oke, pokoke rame-rame.
Konsumsi adalah Agamamu
Bakmi Jowo DU67
Anak, Harapan dan Kehidupan
Anak. Orang Tua. Anak. Orang Tua.
Namanya siklus kehidupan, muda jadi anak, tua menjadi orang tua. Pasti kehidupan berubah menjadi lebih baik seterusnya...karena harapan kita sebagai orang tua melebihi orang tua kita terhadap kita sebagai anak. Harapan berbuah semangat, semangat untuk selalu lebih memberikan manfaat.
Harapan, selalu menyemangati kehidupan. Kalau kehidupan adalah langkah-langkah keputusan, maka arahkan langkah-langkah itu dengan harapan. Harapan itu adalah....lihatlah pada mata kecil mereka.
Ribs Bakar Panglima Polim
Hmmm...slurphy, juicy..
OVOP (One Village One Playground)
OVOP adalah sebuah Company Social Responsibility, apapun namanya, yang penting kelompok yang mampu bisa menolong kelompok kurang mampu dan membutuhkan dengan 'ikhlas', kepuasan batiniah, spritual. Namanya negara berkembang, dana selalu jadi masalah, entah kekurangan, atau kurang adil distribusinya.
Tidak seperti peminta-minta atau pengemis, CSR tidak memberikan uang mentah, tapi sebaiknya sistem yang berkelanjutan. Sesuai bidangnya, kita-kita memberikan bantuan akses kapital dan dana serta bantuan teknis dalam perbaikan kampung kota. Memberikan pemahaman menyeluruh, bahwa infrastruktur kota sebaiknya bagaimana dengan kekuatan swadaya masyarakat. Tidak ada uang titipan politikus dan calon politikus supaya dipilih di lembaga legislasi.
Perbaikan tidak hanya objek benda matinya tapi juga 'kebiasaan'. Yang ini sulit, karena butuh pendampingan bertahun-tahun dan harus strategis disamping harus praktis.
Selama 2-3 bulanan, masyarakat setempat bersemangat untuk memperbaiki kampungnya. Milik bersama, untuk bersama, dipelihara bersama. Program yang sudah jalan: penambahan sumur resapan untuk mengurangi banjir air limpasan, pembelian tanah untuk ruang terbuka publik, penghijauan, inisiasi program-program per keluarga untuk kebersihan dan penghijauan rumah, pengecatan dan pembuatan mural (beautification) di dinding-dinding gang dan jalan.
Yang masih menunggu kapital adalah perbaikan permukaan gang dan jalan (paving), pembuatan rumah bersama untuk perpustakaan kecil, tempat workshop ataupun sosialisai warga, pembuatan taman bermain anak-anak.
Masih banyak ternyata....
Tuesday, June 30, 2009
Dasar ABS
Memang susah, kalau prestasi dan progress kerja cuman dilihat secara ABS, asal boss senang.
Waktunya sebelum besoknya ada kampanye salah satu Capres, yang juga presiden...hehe. Jalan Siliwangi memang parah, sering rusak dan berlubang, apalagi pas musim hujan. Gorong-gorong riol kota nggak cukup untuk meneruskan limpahan air dari daerah yang lebih tinggi.
Untuk pemkot Bandung...tiru dong gayanya Bang Foke. Sudah pakai BlackBerry dengan sistem Enterprise Resource Planning-nya, jadi bisa mengontrol kinerja tim pemdanya dengan teknologi secara real time. Meniru Obama kali... Bang Foke tinggal potret infrastruktur yang rusak, di-geotag-in, kirim ke instansi terkait. Bisa kontrol proses tender, bisa langsung beri keputusan secara real time, bisa tahu penilaian kinerja timnya...
Kalau ini BB nggak haram, soalnya FB sudah diutak-atik untuk jadi haram... Haram itu objek dan predikatnya, bukan objek benda matinya saja...
Nasi Goreng ala Padang, Pasar Simpang Dago
Nasi Goreng ala Padang, Kota Wisata.
Warung kaki lima Nasi Goreng ala Padang di Simpang Dago Bandung. Namanya Kota Wisata.
Banyak Nasi Goreng, tapi hanya satu warung yang meramunya ala masakan Padang. Yang lain boleh menu Nasi Goreng Ayam atau Kambing, yang ini Nasi Goreng Rendang, dan tentunya ada pilihan Paru, Ati Ampela, dll. Setting di piringnya juga ada campuran Sundanya, ada daun sladanya, kayak nasi timbel. Ada alas daun pisangnya lagi. Kerupuk ala bubur Bandung, ambil sendiri di stoplesnya. Untung nggak ada kacangnya ala Bubur Mang Oyo. Rasa bumbu padangnya kental dan sedikit pedas. Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro. Maunya sih merk lain..
Food Score:
Harga : 10.000 rp + teh botol 2.000 rp
Sajian : 8, quit good lah utk ukuran K5, mana terlihat bersih lagi.
Rasa : 7.5, masih oke, mungkin bumbunya dibuat berasa sekali untuk mengingatkan Padangnya.
Tempat : 7, oke untuk ukuran K5 (sekali lagi), cuman harus sedia ekstra 2000 rp dalam recehan 500 rp, baru 3 suap, sudah ada pengamen lagi, belum lagi ada anak kecil peminta-minta.
Repeat : Hmm..buat alternatif ok, yang penting agak unik, daripada nasgor itu lagi..itu lagi.